Peran Penting Media Sosial Dalam Kampanye Gaya Hidup Minim Sampah

oleh -10 views
oleh

Luwu Utara — Mengubah mindset masyarakat dari tidak peduli menjadi peduli terhadap lingkungan dengan penerapan gaya hidup minim sampah memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan proses untuk menjalani gaya hidup seperti ini.

Tak mudah tentu bukan tak bisa. Olehnya itu, selain menikmati prosesnya, kesabaran menjalani gaya hidup minim sampah yang disertai konsistensi untuk terus menerapkan gaya hidup seperti ini akan menyadarkan masyarakat pentingnya gaya hidup minim sampah.

Demikian dikatakan Narasumber Webinar Edukasi Peduli Lingkungan dengan Gaya Hidup Minim Sampah, Lukman Hamarong, yang dilaksanakan mahasiswi program PPG Prajabatan UNM Bidang Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Siti Zulaikha, Sabtu (6/5/2023).

Lukman Hamarong, yang pernah berprofesi sebagai Penyuluh Pertanian di Kecamatan Sabbang selama kurang lebih lima tahun ini membawakan materi pada sesi ketiga dengan judul materi “Gerakan Gaya Hidup Minim Sampah melalui Pemanfaatan Media Sosial”.

“Tak mudah memang, semudah kita membalikkan telapak tangan. Mengubah mindset untuk menjalani gaya hidup minim sampah memang butuh kesabaran, tidak bisa dengan sim salabim. Mesti perlahan tetapi pasti, dan harus kontinyu dilakukan,” papar Lukman.

Salah satu upaya yang mesti dilakukan, kata Lukman, adalah memanfaatkan media sosial untuk mengampanyekan gerakan hidup minim sampah. Menurutnya, potensi media sosial sangat besar untuk mengakselerasi penerapan gaya hidup minim sampah.

“Jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia lebih separuh jumlah penduduk kita, yaitu 167 juta orang, atau 60,4% dari populasi dalam negeri. Waktu yang dihabiskan bermedia sosial 3 jam 18 menit setiap harinya. Ini menurut data We Are Social 2023,” sebutnya.

Untuk itu, ia berharap kampanye gaya hidup minim sampah harus masif dilakukan di media sosial, tentu dengan melihat potensi media sosial dalam memberikan kemudahan, utamanya mengakselerasi gerakan kampanye hidup minim sampah di Indonesia.

“Banyak platform media sosial yang bisa kita gunakan untuk memudahkan kita dalam mengampanyekan gaya hidup minim sampah dengan membuat konten-konten yang berisi ajakan untuk hidup lebih peduli dengan lingkungan di sekitar kita,” jelasnya.

Sementara narasumber lain, Fahri Febrianto Rasyid, S.PD., Wakil Kepala SD Hafidz Al Qurbah Kota Parepare, menjelaskan bahwa gaya hidup minim sampah itu adalah gaya hidup dengan meminimalisasi sampah yang terbuang ke tempat pemrosesan akhir atau TPA.

“Konsep gaya hidup minim sampah adalah konsep meminimalisir produk yang menyumbangkan sampah. Selain mempunyai fokus untuk mengurangi sampah, gaya hidup ini juga menekankan supaya kita menggunakan sumber daya yang ada dengan bijak,” jelas Fahri.

Bagaimana cara memulai gaya hidup minim sampah? Ketua Mapala Abadi 2019/2020 Kota Parepare ini menjelaskan bahwa untuk memulai gaya hidup minim sampah harus dimulai dari diri sendiri, dengan menanamkan prinsip “sampahmu adalah tanggung jawabmu”.

“Membuang sampah pada tempatnya saja tak cukup, perlu step by step dan dimulai dari diri sendiri,” jelasnya, seraya menambahkan bahwa untuk memulai gaya hidup minim sampah, bisa dilakukan dengan memaksimalkan barang daur ulang yang dapat dimanfaatkan.

Fahri mencontohkan, membawa tumbler sendiri ke sekolah, membawa tempat makanan sendiri ke sekolah, serta membawa sapu tangan sendiri, mengurangi pembelian makanan yang menggunakan plastik, dan pandai memilah sampah organik dan anorganik.

“Sudah siapkah kita menerapkan gaya hidup minim sampah dari sekarang? Saya kira kita sudah siap semua dengan mengikuti webinar hari ini. Semoga dengan langkah kecil dan upaya kita hari ini, kita bisa memberikan dampak besar bagi lingkungan di sekitar kita,” tandasnya.

Pemateri lain, Arfan Fayyat Shadewo, Ketua Penggerak Hidup Sehat SDN Katokkoan Masamba, mengatakan bahwa dengan peduli lingkungan, maka manusia akan menyelamatkan bumi dari segala pencemaran dan kerusakan yang dapat ditimbulkan dari sampah-sampah.

“Saya mengajak teman-teman di daerah lain agar selalu membawa tumbler ke sekolah untuk mengurangi sampah plastik. Mari kita peduli dengan lingkungan kita yang lebih baik. Kita adalah generasi peduli lingkungan. Ayo bawa tumbler sendiri,” ajak Shadewo. (LH)