Makassar — Dua inovasi Kabupaten Luwu Utara, masing-masing SIMODIS dan GIAT KI CES, sukses melewati tahapan Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan 2023, Kamis (9/3/2023), yang dilaksanakan di Lantai I Persik Ballroom Four Points by Sheraton, Makassar.
Inovator SIMODIS, Nirwan Sakir, tampil pertama pada hari ketiga pelaksanaan Presentasi dan Wawancara KIPP Sulsel. Di hadapan Tim Panelis, baik yang hadir secara luring maupun daring, Nirwan tampil percaya diri. Bahkan ia berhasil mempresentasikan inovasinya dengan durasi tak sampai tujuh menit, batas waktu maksimal yang diberikan panitia.
Pun saat wawancara dilakukan, Tim Panelis memberikan apresiasi terhadap inovasi SIMODIS. Salah satunya, Rajendra. Ia mengatakan, hadirnya SIMODIS semakin menambah kekayaan inovasi yang dimiliki Luwu Utara. “Saya mengapresiasi Luwu Utara, karena banyak inovasi yang lahir, salah satunya inovasi SIMODIS ini,” tutur Rajendra.
Sementara inovator Nirwan Sakir menjelaskan bahwa latar belakang munculnya SIMODIS adalah adanya kebijakan pemerintah melalui Perpres Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Kemudian terbitnya PermenPAN-RB Nomor 59 Tahun 2020 tentang Pemantauan dan Evaluasi SPBE.
“Dalam PermenPAN 59 Tahun 2020 terdapat 8 aspek, 4 domain dan 47 indikator tentang evaluasi SPBE. Nah, sebagai wujud komitmen Pemda Lutra, kebijakan SPBE ini kemudian dimasukkan ke dalam RPJMD, yang kemudian menjadi target kinerja kami di Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian,” papar Nirwan.
Kepala Bidang Penyelenggaraan Aplikasi dan Informatika (Aptika) Diskominfo-SP Kabupaten Luwu Utara ini menyebutkan bahwa tujuan inovasi ini adalah untuk memudahkan Perangkat Daerah (PD) dalam melakukan evaluasi dan monitoring SPBE, juga memudahkan PD melakukan koordinasi dalam penerapan atau implementasi SPBE di Luwu Utara.
Masih Nirwan, dalam menjalankan metode kerja SPBE, pihaknya membentuk dua tim untuk menggerakkan inovasi SIMODIS, yaitu Tim Koordinasi SPBE dan Tim Pemantau Internal SPBE yang saling berintegrasi, sehingga menghasilkan sebuah penilaian indeks pra mandiri SPBE di Kabupaten Luwu Utara, dan penilaian SPBE di Kementerian PAN-RB.
“Indeks evaluasi pra mandiri yang kita lakukan kemarin menghasilkan indeks SPBE 2,99. Sementara indeks SPBE KemenPAN-RB 2,93. Hasil ini tentu ada akurasinya antara indeks SPBE pra mandiri dan indeks SPBE Kementerian PANRB, dengan margin error 0,06,” terangnya.
Pun pada dampak sebelum dan sesudah dari adanya inovasi ini. Dijelaskan Nirwan, pada 2020 sebelum inovasi ini ada, domain kebijakan Pemda Luwu Utara masih berada pada level 2 dan3. “Namun, setelah inovasi ini diterapkan pada 2021 dan 2022, indeks domain kebijakan kita mengalami peningkatan, yakni berada pada level 4,” ungkap dia.
Senada Nirwan, Kepala Diskominfo-SP Kabupaten Luwu Utara, Nursalim, yang juga hadir pada tahapan Presentasi dan Wawancara KIPP Sulsel 2023, mengatakan bahwa SIMODIS adalah sebuah inovasi yang sangat penting dan mendasar dalam rangka untuk penguatan indeks SPBE di Provinsi Sulawesi Selatan, khususnya di Kabupaten Luwu Utara.
“Kami harap inovasi ini ke depan dapat menjadi instrumen penting dalam rangka untuk menginternalisasi peningkatan indeks SPBE di Provinsi Sulsel, khususnya di Kabupaten Luwu Utara,” harap Nursalim, sembari membeberkan keberhasilan SIMODIS dengan sebuah fakta bahwa sudah ada beberapa daerah yang melakukan studi tiru di Luwu Utara.
Setelah inovator SIMODIS tampil, giliran inovator GIAT KI CES, drg. Arie Andi Dhayan Tomaisuri, yang mempresentasikan inovasinya. Setali tiga uang dengan inovator sebelumnya, drg. Dhayan, juga tampil sangat baik. Di hadapan Tim Panelis KIPP Sulsel, Dhayan memaparkan inovasi GIAT KI CES dengan sangat baik, meski harus berburu dengan durasi waktu yang ada.
“Inovasi GIAT KI CES atau Gigi Anak Sehat Kiat Cegah Stunting adalah sebuah inovasi yang bertujuan meningkatkan peran ibu balita untuk mencegah anaknya menderita stunting serta untuk menjaga kesehatan gigi anaknya,” tutur Dhayan. Ia menjelaskan, salah satu keunikan dan kebaruan inovasi ini adalah adanya pelibatan ibu balita dan masyarakat.
“Kebaruan inovasi ini adalah kami ingin meningkatkan peran serta ibu balita dan juga masyarakat untuk menjaga kesehatan giginya sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya risiko stunting pada anak. Inovasi ini juga berkontribusi terhadap TPB poin ketiga, yaitu kehidupan yang sehat dan sejahtera,” pungkasnya.
Apa yang dipaparkan Dhayan, diamini Sekretaris Dinas Kesehatan, Agunawan. Bahkan pihaknya berjanji akan menjaga inovasi ini agar dapat terus dikembangkan. Mengingat inovasi ini terkait dengan kesehatan ibu dan anak. “Inovasi ini sangat penting. Insya Allah, ini akan terus berlanjut karena terkait dengan kesehatan ibu dan anak,” tandasnya.
Selain Kadis Kominfo-SP Nursalim, dan Sekretaris Dinas Kesehatan Agunawan, hadir pula Kepala Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Luwu Utara, Muhammad Hadi, serta beberapa anggota Tim Pelaksana Warkop Indah, yang selama ini mendampingi inovator. (ZJA/LH)