INTELNEWS.CO.ID, Luwu Utara – Peristiwa yang mengerikan dan kali pertama terjadi sepanjang sejarah Kabupaten Luwu Utara bahkan Sulawesi Selatan. Banjir Bandang setinggi 5 meter menerjang Kota Masamba yang merupakan Ibukota Kabupaten Luwu Utara Propinsi Sulawesi Selatan Senin Malam 13 Juli 2020 sekitar pukul 20.30 WITA.
Bukan Hanya ibukota Masamba diporak-porandakan banjir bandang terbesar sepanjang sejarah keberadaan kabupaten Luwu Utara yang merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Luwu tahun 1997. Desa Radda Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara juga mengalami hal yang sama. Desa tersebut diterjang banjir bandang setinggi atap rumah warga setempat, mengakibatkan ratusan rumah direndam lumpur setinggi 5 meter.
Dalam peristiwa tersebut diperkirakan lima ratusan orang korban luka-luka dan bahkan meninggal dunia terbawa arus air yang bercampur lumpur. Dan ribuan rumah warga yang rusak total dan bakkan hanyut terbawa arus banjir bandang yang datang secara tiba-tiba seperti air bah yang tumpah ruah langsung menghantam perkampungan warga.
Informasi yang sempat dihimpun dari salah seorang warga setempat menyebutkan bahwa peristiwa banjir bandang yang menerjang dua desa di kecamatan Baebunta Luwu Utara dan Ibu Kota Masamba dan sekitarnya terjadi pada pukul 20.30 hingga pukul 02 dini hari Selasa 14 Juli 2020.
“Kejadiannya begitu cepat dan tidak yerduga, air bercampur lumpur tiba-tiba datang dan langsung menyapu perkampungan warga. Banyak orang yang tidak sempat menyelamatkan harta benda berupa kendaraan dan bahkan keluarganya. Karena kejadiannya begitu begitu cepat dan langsung menggulung seperti terjadinya tsunami,” sebut Bahri warga yang sempat menyelamatkan diri dan keluarganya saat banjir bandang menerjang Desa Radda Kecamatan Baebunta Luwu Utara.
Sampai berita ini naik tayang belum diketahui data korban luka luka dan meninggal akibat banjir bandang yang melanda ibukota Luwu Utara dan beberapa desa di kabupaten Luwu Utara. Sejumlah Aparat sudah diturunkan termasuk tim SAR BPBD Luwu Utara saat ini sementara terus melakukan pencarian korban di tengah lumpur setinggi 4-5 meter.(wawan)